Jumat, 13 November 2020

Memori Kartu Bola dan Kerinduan Manchester United Era Sir Alex Ferguson

Judi Online - Kedatangan Sir Alex Ferguson ke Manchester United pada 1986 boleh dibilang menjadi momentum penting dalam perkembangan klub yang bermarkas di Old Trafford itu. Dalam satu dekade, tim ini menjadi pencetak prestasi luar biasa yang menarik penggemar dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Judi Online Memori Kartu Bola dan Kerinduan Manchester United Era Sir Alex Ferguson

Bagi penulis, kedatangan Sir Alex Ferguson di Manchester United pada 6 November 1986 tidak punya banyak arti, kecuali manajer asal Skotlandia itu datang pada tahun yang sama dengan penulis dilahirkan.


Judi online24jam slot Gudanproduk.com Namun, 10 tahun kemudian, Manchester United yang diraciknya telah mengoleksi 13 gelar juara, yaitu tiga trofi Premier League, tiga trofi Piala FA, satu trofi Piala Liga, empat trofi Community Shield, satu trofi Piala Winners, dan satu trofi Piala Super Eropa.


Penampilan apik Manchester United yang dikapteni Eric Cantona, bersama sejumlah pemain muda yang dikenal dengan sebutan Class of '92 seperti mendominasi di tanah Inggris. Setelah itu, The Red Devils harus bersaing ketat dengan tiga klub lain, Arsenal, Chelsea, dan Liverpool pada era 2000-an.


Manchester United memiliki pemain-pemain dengan keunggulan masing-masing pada saat itu. Ryan Giggs yang berada di sisi kiri memiliki kecepatan dan kekuatan kaki kiri yang luar biasa.


Sementara di sisi kanan ada David Beckham yang memiliki kaki kanan yang berbahaya, baik ketika melepaskan umpan silang, menembak bola dengan akurat dari jarak jauh, hingga tendangan bebas yang selalu menjadi gol indah.


Tim racikan Sir Alex Ferguson kala itu benar-benar membuat The Red Devils menjadi raja di sepak bola Inggris. Sang kapten, Eric Cantona juga mendapatkan julukan King.


Manchester United mampu menutup dekade tersebut dengan indah. David Beckham dkk. berhasil meraih treble dengan mengawinkan gelar juara Premier League, Piala FA, dan trofi Liga Champions pada 1999.


Dominasi Manchester United pada era 1990-an di Inggris, dan menutup dekade tersebut dengan menjadi juara Liga Champions selain meraih trofi Premier League dan Piala FA, menjadi daya tarik bagi penikmat sepak bola di seluruh dunia.


Masih terekam jelas dalam ingatan penulis, bagaimana dramatisnya keberhasilan tim asuhan Sir Alex Ferguson itu pada akhir musim 1998/1999. Musim tersebut menjadi yang paling luar biasa dalam perjalanan Manchester United, terlebih karena pada musim sebelumnya mereka tidak mendapatkan satu trofi pun.


Penentuan gelar juara Premier League saat itu terjadi pada pekan terakhir. Manchester United menghadapi Tottenham Hotspur pada 16 Mei 1999.


The Red Devils tertinggal lebih dulu setelah gawang Peter Schmeichel dibobol oleh Les Ferdinand. Melihat gol tersebut, terasa sedih di dalam hati membayangkan gelar juara di depan mata yang mungkin saja akan lenyap.


Namun, berkat gol yang dicetak oleh David Beckham pada menit ke-43, Manchester United punya kans lagi untuk mengangkat trofi juara Premier League di depan penggemarnya di Old Trafford. Akhirnya hanya dalam tiga menit setelah babak kedua dimulai, Andy Cole mampu membalikkan kedudukan sekaligus memastikan kemenangan yang mengantar tim asuhan Sir Alex Ferguson itu menjadi juara.


Penentuan gelar juara berikutnya terjadi di ajang Piala FA. Manchester United berhadapan dengan Newcastle United pada 22 Mei 1999. Teddy Sheringham membawa timnya unggul cepat pada menit ke-11, hingga akhirnya Paul Scholes memastikan kemenangan 2-0 lewat golnya pada menit ke-52.


Sementara pada 26 Mei 1999, Manchester United tampil menghadapi Bayern Munchen dalam laga final Liga Champions di Camp Nou. Final ini merupakan penantian panjang bagi Manchester United yang sebelumnya hanya menjuarai kompetisi elite Eropa itu pada 1967/1968.


Bayern Munchen adalah lawan yang sudah sempat dua kali dihadapi Manchester United di fase grup. Namun, kedua tim dua kali bermain imbang saat itu, 2-2 di Munchen dan 1-1 di Old Trafford.


Satu yang paling penulis ingat saat pertandingan baru dimulai, Bayern Munchen mencetak gol cepat melalui Mario Basler pada menit keenam, ketika penulis sedang berada di toilet. Begitu kembali ke depan layar kaca, badan terasa lemas karena melihat Setan Merah tertinggal.


Harus gregetan sepanjang pertandingan karena banyak peluang yang tidak bisa dikonversi menjadi sebuah gol, asa untuk melihat The Red Devils meraih trofi ketiganya pada musim itu mulai terasa luntur.


Namun, sepak pojok David Beckham pada menit pertama injury time yang dilanjutkan dengan kemelut di depan gawang Bayern Munchen, dan berakhir lewat gol Teddy Sheringham seakan membangkitkan semangat. Suasana dini hari yang sepi di daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, itu tiba-tiba ramai.


Maklum, penulis, bersama dua kakak perempuan dan seekor anjing German Shepherd bernama Aster von Vorium di rumah saat itu, begitu hebohnya melihat gol yang dicetak Sheringham. Mungkin anjing kami menjadi satu-satunya yang kurang bersemangat melihat Bayern Munchen kebobolan hingga ia memutuskan untuk buang air besar di ruangan kami menonton televisi.


Sempat kesal dengan kelakuan anjing yang kami pelihara, kami sejenak melupakannya karena gol kembali tercipta lewat kaki Ole Gunnar Solskjaer. "Manchester United juara!!!" pekik saya di dalam rumah saat itu, yang disambut dengan isyarat jari di depan mulut satu dari dua kakak perempuan saya, yang menandakan mungkin saja tetangga kami terganggu karena teriakan saya.


Kemenangan Manchester United di Camp Nou itu mengantarkan saya kepada tidur yang nyenyak dan tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman saya yang kala itu juga menggemari The Red Devils.


Mungkin penulis tidak seperti penggemar Manchester United kebanyakan yang memiliki berbagai koleksi pernak-pernik yang didapatkan langsung dari Old Trafford dan sekitarnya. Namun, pada usia 13 tahun saat itu, cukup banyak cara untuk memperlihatkan betapa hati ini begitu menggemari The Red Devils.


Bahkan penulis tidak ragu untuk menggunting potongan foto dan artikel, baik dari Harian Kompas maupun Tabloid BOLA, mengenai pemain-pemain Manchester United yang kemudian disatukan ke dalam sebuah buku tulis dan menjadikannya sebuah kliping.


Dalam perjalanan ke Lembang, Bandung, bersama keluarga, penulis sempat melihat Majalah bertajuk "Euforia Manchester United" yang diproduksi oleh Tabloid BOLA. Berbekal uang dari budhe (bibi dalam bahasa Jawa), majalah itu akhirnya menjadi satu di antara koleksi pernak-pernik yang bisa dimiliki.


Satu yang masih tersisa hingga saat ini adalah puluhan lembar kartu sepak bola resmi pemain Manchester United yang kala itu bisa didapatkan di Toko Buku Gramedia.


Begitu mengidolakan David Beckham yang punya tendangan bebas dan sepakan jarak jauh yang akurat, penulis tergolong cukup kesulitan untuk bisa mendapatkan kartu pemain yang mengenakan nomor punggung 8 pada laga debutnya bersama The Red Devils itu.


Hingga akhirnya sudah puluhan kartu dimiliki, akhirnya hanya ada satu kartu pemain yang kemudian mengenakan jersey nomor 24, 10, dan 7 di Old Trafford itu. Penulis sempat berpikir, "Mungkin produksinya tidak terlalu banyak karena pemain bintang."


Padahal untuk pemain-pemain seperti Nicky Butt, Eric Cantona, hingga Peter Schmeichel, ada lebih dari satu kartu dengan edisi yang berbeda bisa dengan mudah didapatkan.


Memang, masih usia remaja dan hanya bisa minta kepada orang tua atau kakak untuk bisa membeli koleksi kartu-kartu bola itu, tidak terlalu banyak yang bisa diharapkan. Maklum, satu set kartu saat itu terbilang mahal di era krisis moneter tengah menghantam Indonesia.


Koleksi tersebut membuat penulis ingat betul bagaimana senangnya bisa mendukung Manchester United di era Sir Alex Ferguson. Menjadi penggemar Manchester United saat itu benar-benar bahagia, apalagi sebuah postcard dari Inggris bergambarkan Ole Gunnar Solskjaer lengkap dengan tanda tangannya tiba di rumah.


Berawal dari keinginan saya untuk bisa mengirimkan surat kepada David Beckham saat itu, kakak perempuan saya memberikan semangat dengan ikut menuliskan surat untuk pemain yang menurutnya bagus saat itu, yaitu Ole Gunnar Solskjaer. Kami pun mengirimkannya melalui kantor Pos Indonesia tak jauh dari rumah.


Namun, akhirnya hanya ada satu balasan yang tiba di rumah kami. Balasan itu berupa amplop dengan stempel prangko dari Inggris yang di dalamnya terdapat sebuah foto Solskjaer lengkap dengan tanda tangannya dan pesan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan.


Sayangnya, bukti otentik foto tersebut kini dibawa oleh kakak perempuan saya yang memutuskan pindah ke Amerika Serikat sejak 2009, mengingat itu adalah satu di antara banyak memorabilia yang bisa dibawanya sebagai kenangan ketika memutuskan untuk meninggalkan Indonesia.


Perjalanan Sir Alex Ferguson di Manchester United berlangsung lama. Bahkan ada masa-masa di mana penulis tidak terlalu mengikuti perkembangan Manchester United pada dekade 2000an lantaran perginya David Beckham ke Real Madrid pada 2003 serta kesibukan sebagai mahasiswa dan lebih tertarik untuk mengikuti sepak bola nasional.


Kala itu, Timnas Indonesia yang sempat menjadi tuan rumah Piala Asia 2007 dan Persija Jakarta yang bermarkas di Stadion Lebak Bulus dan Stadion Utama Gelora Bung Karno, menjadi hal yang lebih menarik untuk disaksikan. Maklum, pengalaman menyaksikan langsung pertandingan ke stadion ternyata jauh lebih menyenangkan.


Namun, ketika mendapatkan pertanyaan dari kolega, seperti teman maupun rekan kerja, mengenai klub favorit, penulis tidak pernah ragu untuk menyebut Manchester United dan Persija Jakarta. Pengalaman mengikuti langsung perjalanan tim Inggris dan Jakarta itu menjadi dasar kebanggaan untuk menyebut keduanya sebagai tim kesayangan.


Hingga akhirnya Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun pada 2013. Saat itu, penulis bekerja sebagai editor di sebuah majalah sepak bola tertua di dunia yang bermarkas di Inggris dan memberikan izin franchise kepada sebuah perusahaan untuk terbit di Indonesia.


Masih ingat dalam benak, Alex Ferguson tercatat meraih 38 trofi sebagai manajer Manchester United, termasuk 13 gelar juara Premier League, 5 trofi Piala FA, dan 2 trofi Liga Champions, yang diraihnya antara 1986 hingga 2013.


Namun, sejak kepergian Sir Alex Ferguson dari bangku manajerial, The Red Devils seakan kehilangan roh yang selama ini membimbing mereka menjadi tim besar.


David Moyes, Ryan Giggs yang menjadi interim, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga kini Ole Gunnar Solskjaer, belum bisa mengantarkan Manchester United menjadi yang terbaik di ajang Premier League. Manchester United tercatat hanya meraih tiga trofi juara, Piala FA 2015-2016, Piala Liga 2016-2017, dan Liga Europa 2016-2017.


Kini Manchester United dipimpin oleh Ole Gunnar Solskjaer, sang pencetak gol penentu kemenangan Manchester United di final Liga Champions 1998/1999. Solskjaer, yang dulu dikenal sebagai striker berjulukan The Baby Face Assassin, dipercaya menangani Manchester United sejak Desember 2018.


Namun, sebagai satu di antara ratusan pemain yang pernah ditangani oleh Sir Alex Ferguson, Solskjaer juga belum mampu membawa The Red Devils kembali mendominasi di Inggris. Bahkan pada musim ini, rumor pemecatannya justru makin kencang seiring buruknya tampilan Manchester United, terutama di Premier League.


Pertanyaannya, mampukah Ole Gunnar Solskjaer mengakhiri penantian para penggemar Manchester United, termasuk penulis, yang ingin melihat lagi The Red Devils berjaya seperti ketika Sir Alex Ferguson duduk di tepi lapangan sambil mengunyah permen karet?


Kita tunggu saja...

Liga Inggris: Krisis Bek Makin Parah, Liverpool Incar Dayot Upamecano

Judi Online - Liverpool siap bersaing dengan Manchester United untuk mendapatkan jasa bek RB Leipzig, Dayot Upamecano. Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, membidik Upamecano sebagai target utama setelah Joe Gomez iku masuk daftar cedera.

Judi online Liga Inggris: Krisis Bek Makin Parah, Liverpool Incar Dayot Upamecano

Cedera serius yang dialami Joe Gomez saat menjalankan tugas di Timnas Inggris menambah parah krisis di barisan pertahanan Liverpool. The Reds mau tak mau harus berbelanja pemain baru pada bursa transfer Januari 2021.  


Judi online24jam slot Gudanproduk.com Namun, hasrat Klopp memboyong bek RB Leipzig itu akan menghadapi tantangan berat dari MU. Klub berjuluk Setan Merah itu sudah lama memonitor Upamecano, tapi gagal merealisasikan transfernya pada musim panas 2020.


Bahkan, MU masih berminat merekrut Upamecano meskipun sang pemain tampak kesulitan saat kedua tim bertemua di Liga Champions beberapa waktu lalu. Saat itu, Leipzig tak berdaya dan dibantai Manchester United 0-5. 


Menurut The Athletic seperti dikutip The Sun, Jumat (13/11/2020), semula Liverpool ingin mendatangkan Upamecano pada musim panas 2021. Namun, karena krisis di lini belakang makin parah, The Reds akan mempercepat proses perekrutan itu. 


Pemain asal Prancis itu disebut-sebut punya klausul khusus di kontrak yang membuatnya bisa pergi dari RB Leipzig dengan banderol 38 juta pounds. Kontraknya bersama klub Bundesliga itu baru habis pada 2023. 


Jika berhasil memboyong Upamecano, maka Liverpool akan memiliki pemain kedua yang didatangkan dari Leipzig. Sebelumnya, The Reds telah memboyong Naby Keita juga dari klub tersebut. 


Saat itu, The Reds harus membayar klausul pelepasan Keita senilai 48 juta pounds dari Leipzig pada 2017. Namun, ada kesepakatan khusus sehingga Keita harus tinggal di klub Jerman tersebut untuk satu tahun lagi. 


Jika gagal mengamankan jasa Upamecano, The Reds akan berusaha mencari bidikan lain. Beberapa bidikannya adalah Ben White (Brighton), Ozan Kabak (Schalke) atau pemain Torino, Gleison Bremer.

Rabu, 11 November 2020

Eks Manchester United dan 5 Bintang Yang Susah Dibenci

Judi Online - Sepak terjang klub besar seperti Manchester United, Real Madrid sampai Bayern Munchen, tak bisa lepas dari kehadiran suporter. Sudah lama fans menjadi patron pemain ke-12.

Judi Online Eks Manchester United dan 5 Bintang Yang Susah Dibenci

So, apa jadinya bila sebuah klub tidak memiliki suporter, klub mungkin akan sulit mendapat dukungan dan susah berkembang. Dukungan suporter bisa menjadi pendongkrak motivasi para pemain.


Judi online24jam slot Gudanproduk.com Keberadaan suporter juga dapat memberikan tekanan pada pemain lawan. Tidak jarang, banyak terjadi juga intimidasi-intimidasi terhadap pemain top yang dimiliki klub lawan. Tujuannya jelas, yakni membuat mental pemain lawan jatuh.


Biasanya, tekanan dari fans tertuju ke satu atau dua pemain bintang musuh. Namun, uniknya ada beberapa pesepak bola yang selama berkarier dianggap tak layak dibenci. Yuks, lihat siapa saja mereka.


David Beckham memiliki nama besar ketika berkarier di Manchester United, Real Madrid, PSG, AC Milan dan LA Galaxy. Ia tak layak dibenci, meski ada saja penggemar sepak bola yang tak suka terhadap suami Victoria Adams ini.


Becks terkenal memiliki kharisma yang kuat, serta pembawaan yang hangat dan bersahabat. Walhasil, ia dianggap menjadi satu di antara pemain Inggris yang sukses berkarier di dalam ataupun di luar lapangan.


Selain disukai karena ketampanan dan kemampuannya bermain bola, sang legenda Manchester United ini juga dicintai karena kedermawanannya. Hal ini terbukti dari keputusan Beckham untuk menyumbang seluruh gajinya ke yayasan amal saat masih bermain bareng PSG.


Satu di antara catatan spesial dari Philipp Lahm adalah sangat jarang melakukan konflik dengan pemain lain. Sikap tersebut yang membuat lawan dan kawan sangat respek terhadap mantan kapten Bayern Munchen dan Timnas Jerman tersebut.


Lahm merupakan sosok pemain yang jarang bertingkah, disiplin dan tenang. Hal yang membuat dirinya semakin istimewa adalah Lahm tidak pernah sekalipun mendapatkan kartu merah langsung selama 15 tahun berada di lapangan.


Satu momen yang bakal terkenang para penggemar Philipp Lahm dan Bayern Munchen adalah ketika mereka sedang merayakan gelar. Kala itu, Philipp Lahm menghentikan suporter Bayern Munchen yang sedang menyanyikan lagu hinaan kepada Borussia Dortmund.

Sebagai salah satu klub tersukses di La Liga, Barcelona mungkin memiliki banyak haters. Walaupun begitu, hal tersebut tidak memengaruhi citra Carles Puyol.


Legenda milik Barcelona dan Spanyol ini memang punya riwayat konflik dengan pemain lain, namun selalu bisa menyelesaikan masalah secara tuntas.


Legenda tim nasional Brazil ini mungkin menjadi pemain yang juga sulit dibenci. Selain memiliki paras ganteng, Kaka juga jarang terlihat terlibat konflik dengan pemain lainnya.


Pemain yang pernah berseragam AC Milan dan Real Madrid ini punya segudang syarat bisa menjadi magnet fans. Satu di antaranya adalah gaya hidup sederhana serta sifat religius yang selalu terlihat.


 

Sepanjang karier, Totti hanya bermain untuk AS Roma. Sosok pemain seperti ini mungkin sudah jarang ditemui di era sepak bola modern.


Ya, bisa dikatakan seperti itu karena, ia pernah menolak beberapa tawaran klub besar. Bagi Totti, Roma adalah hidupnya.


Tidak salah bila dia disebut sebagai pangeran Roma. Tahun 2017 menjadi tahun yang mengharukan bagi seluruh pemain dan suporter, yakni ketika Francesco Totti memutuskan gantung sepatu setelah bermain 24 tahun bareng AS Roma.


Pemain yang memiliki ciri khas murah senyum dan teknik dribel yahud ini membuat dirinya layak tak dibenci. Meski kerap menjadi penentu kemenangan bagi timnya,. keterampilan olah bola memberi jalan bagi Dinho mendapat sanjungan.


Satu di antara momen spesial terjadi ketika ia mendapat standing applause dari fans Real Madrid. Hal itu terjadi ketika ia mencetak gol dengan proses indah di stadion Santiago Bernabeu.


Sayang, ketika berada di pengujung karier sebagai pesepak bola, berurusan dengan polisi sempat merusak citranya. Banyak media yang memyebut Dinho bangkrut. Namun, ia tetap berhasil menjadi seorang Ronaldinho yang disayang banyak orang. (Fabio Nainggolan)


Sumber: Toplist

Presiden Lyon Tegaskan Memphis Depay tak Akan Pindah ke Barcelona

Judi Online - Barcelona mendapat kabar kurang menyenangkan perihal keinginan mereka mendapatkan tanda tangan penyerang Olympique Lyonnais Memphis Depay. Presiden klub, Jean-Michel Aulas menepis rumor bahwa eks Manchester United akan hengkang pada Januari tahun depan.

Judi Online Presiden Lyon Tegaskan Memphis Depay tak Akan Pindah ke Barcelona

Sebelumnya, pelatih Barcelona, Ronald Koeman mengatakan dalam sebuah wawancara media Belanda, AD, seperti dilansir melalui Marca bahwa pihaknya akan mencoba mendatangkan Memphis Depay.


Judi online24jam slot Gudanproduk.com Itu (kepindahan ke Depay) tentu saja sebuah kemungkinan. Saya akan mencoba, karena saya ingin dia ada di sini," kata Koeman.


Aulas sekarang telah memberi tahu RMC Sport, bahwa Lyon tidak akan menjual ke Barcelona. Ia juga merasa tidak ada orang yang mendengarkan ucapannya.


"Saya adalah orang pertama yang mengatakan dia tidak akan pergi ke Barcelona, tidak ada yang mendengarkan saya pada saat itu," katanya tegas.


"Tentu saja Memphis Depay akan bertahan," ujarnya lagi.


Memphis, 26 tahun, mencetak 11 gol dalam 18 pertandingan terakhirnya untuk tim nasional Belanda dan juga berkembang menjadi pemain penyerang bintang di Lyon. Ia mencetak 58 gol dalam 145 penampilan, termasuk empat gol dalam tujuh pertandingan hingga saat ini.


Memphis memulai karirnya di PSV Eindhoven tetapi mengalami masa sulit di Manchester United selama 18 bulan sebelum pindah ke Lyon pada Januari 2017.


Menggabungkan keahlian teknis dengan fisiknya, Memphis telah kembali menjadi salah satu penyerang paling top di Eropa selama waktunya di Ligue 1. Setelah pulih dari cedera lutut serius di awal musim, Memphis membantu membawa Lyon ke semifinal Liga Champions musim lalu.


Sumber: Football Espana

Senin, 09 November 2020

Cari Pengganti Virgil van Dijk, Liverpool Disarankan Beli Bek Ini

Judi Online - Eks penjaga gawang Liverpool, Chris Kirkland menyarankan mantan timnya untuk merekrut bek Burnley, James Tarkowski sebagai pengganti Virgil van Dijk.

Judi Online Cari Pengganti Virgil van Dijk, Liverpool Disarankan Beli Bek Ini

Liverpool mendapat pukulan telak setelah Van Dijk mengalami cedera ligamen dalam laga derbi melawan Everton beberapa waktu lalu. Bek asal Belanda itu pun harus absen lama.


Judi online24jam slot Gudangproduk.com Cederanya Van Dijk membuat Liverpool kini tinggal mengandalkan Joe Gomez dan Joel Matip di pos bek tengah. Sebelumnya, Jurgen Klopp juga sempat menggeser Fabinho ke belakang dan memainkan Rhys Williams serta Nathaniel Phillips.


Sejumlah nama dikaitkan dengan Liverpool, mulai dari Dayot Upamecano hingga Kalidou Koulibaly. Namun, Kirkland merasa bahwa Tarkowski bisa menjadi figur pengganti Van Dijk yang mumpuni.


“Jelas ada banyak pembicaraan tentang Tarkowski di Burnley. Saya suka dia, saya rasa dia bagus," ujar Kirkland kepada Football Fan Cast.


"Anda tidak bisa berkata, 'apakah dia akan melakukan apa yang dilakukan Van Dijk?' Karena itu tidak mungkin, tidak ada yang melakukannya," tambah Kirkland.


Lebih lanjut, Kirkland juga merasa yakin bahwa Gomez bakal menjadi partner Van Dijk di lini belakang Liverpool untuk waktu yang sangat lama.


“Gomez selalu dilihat dan selalu dibicarakan sebagai pasangan ideal Virgil. Mereka berdua bermain selama 10 tahun ke depan untuk Liverpool adalah sesuatu yang saya yakin masih akan kita lihat ketika Virgil sudah kembali," tutur Kirkland.


Tanpa Van Dijk, Liverpool sendiri nyatanya tetap sukses meraih serangkaian hasil positif di Premier League dan Liga Champions.


Sumber: Football Fan Cast

Setelah Menang Besar, Bagaimana Peluang Chelsea Juara Premier League?

Judi Online - Kemenangan penting berhasil didapatkan Chelsea dalam laga lanjutan Premier League kontra Sheffield United, Minggu (8/11/2020) lalu. Tidak tanggung-tanggung, klub asuhan Frank Lampard tersebut menang dengan skor telak 4-1.

Judi Online Setelah Menang Besar, Bagaimana Peluang Chelsea Juara Premier League?

Awalnya, Chelsea sempat dibuat terkejut setelah pemain Sheffield, David McGoldrick, mencetak gol pada menit ke-9. Untungnya Chelsea bisa berbalik unggul sebelum babak pertama usai berkat aksi Tammy Abraham dan Ben Chilwell.


Judi online24jam slot Gudangproduk.com Aroma kemenangan semakin kuat menyelimuti Chelsea, terutama setelah Thiago Silva mencetak gol di menit ke-77. Timo Werner kemudian menutup pagelaran gol dari the Blues pada menit ke-80.


Tambahan tiga poin membuat Chelsea berhasil merangsek naik ke posisi 15 di klasemen sementara Premier League. Hanya berselisih tiga angka dari pemuncak klasemen saat ini, Leicester City.


Tidak hanya memperbaiki posisinya di klasemen, hasil ini juga membuat kans Chelsea menjadi juara semakin besar. Memang, masih terlalu dini untuk berbicara soal siapa yang akan menjadi pemenang di akhir musim nanti.


Namun setidaknya, Chelsea bisa dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat untuk menjadi pemenang bersama Manchester City dan Liverpool. Begitu pendapat dari mantan pemain Arsenal, Ian Wright.


"Ya, dengan apa yang mereka miliki sekarang," jawab Ian Wright saat dimintai pendapat soal kans Chelsea menjadi juara pada akhir musim oleh Premier League Production.


Kendati demikian, Wright melihat kalau Chelsea masih punya satu masalah untuk diatasi. Mereka mendatangkan banyak pemain baru dan Frank Lampard bertugas untuk menjadikan mereka sebagai sebuah kesatuan.


"Ada sedikit masalah dalam hal menyatukan tiap kepingan menjadi satu dan saya pikir sang kiper [Edouard Mendy], Thiago Silva, [Hakim] Ziyech yang masuk, [Kai] Havertz masuk, Werner masuk, saya berpikir dengan pemain dan kualitas seperti itu, ya, mereka seharusnya bisa [jadi kandidat juara]," lanjutnya.


"Namun sekarang tinggal soal menyatukan semuanya. Bagi saya, memainkan Kante di mana dia bisa bermain dengan bebas adalah hal vital untuk sektor penyerangan, sebab dia berada di segala tempat pada hari ini," tambahnya.


"Jadi begitu semuanya terhubung dan mereka mulai meraih beberapa kemenangan yang seperti sekarang, mereka punya segalanya untuk menjadi penantang, tak perlu diragukan lagi," pungkasnya.

Jumat, 06 November 2020

Soal Pengganti Van Dijk, Liverpool Pertimbangkan Rekrut Bek Inter Milan Ini

Judi Online - Juara Premier League, Liverpool diberitakan punya target baru untuk menjadi pengganti Virgil van Dijk. The Reds tertarik mendatangkan bek milik Inter Milan, Milan Skriniar.

Judi Online Soal Pengganti Van Dijk, Liverpool Pertimbangkan Rekrut Bek Inter Milan Ini

The Reds diyakini akan belanja bek tengah baru di bulan Januari nanti. Setelah mereka dikabarkan akan kehilangan Virgil van Dijk hingga akhir musim nanti akibat cedera lutut yang parah.


judi online24jam slot Gudangproduk.com Sejumlah bek tengah mulai dikaitkan dengan Liverpool saat ini. Bahkan ada beberapa nama besar yang dilaporkan bakal merapat ke Anfield.


ESPN melansir bahwa Liverpool kini punya opsi lain untuk memperkuat lini pertahanan mereka. The Reds tertarik untuk merekrut Milan Skriniar.


Menurut laporan tersebut, Liverpool sebenarnya sudah lama mengamati Skriniar.


Sang bek dalam dua tahun terakhir menjadi sosok yang tangguh di lini pertahanan Inter. Ia menunjukkan performa yang konsisten dari pekan ke pekan.


Selain itu usianya juga masih 25 tahun sehingga Inter menilai sang bek bisa memberikan kontribusi yang besar dalam jangka waktu yang panjang di Anfield.


Menurut laporan tersebut, peluang Liverpool punya peluang besar untuk mengangkut Skriniar.


Ini dikarenakan sang bek saat ini mulai tersisih di skuat Inter Milan. Antonio Conte diberitakan tidak terlalu menyukai Skriniar.


Jadi dengan harga yang tepat, Inter tidak akan keberatan melepaskan Skriniar di bulan Januari nanti.


Sumber ESPN